Jumat, 22 April 2011

Ergonomi Industri: Pendekatan Ergonomi Menjawab Problematika Industri

As companies adopt management philosophies of continuous productivity and quality improvement to survive in the increasingly competitive world market, the need for industrial “ergonomics” engineers is growing. Why ? Industrial “ergonomics” engineers are the only engineering professionals trained as productivity and quality improvement specialists
(Institute of Industrial Engineers – http://www.iienet.org/ieedu.htm)


Banyak orang yang salah menginterpretasikan pengertian tentang industri. Istilah “industri” dalam berbagai kasus sering dilihat dalam kaca-mata sempit sebagai “pabrik” yang banyak bergelut dengan aktivitas manufakturing. Sesuai dengan “nature”-nya, industri bisa diklasifikasikan secara luas yaitu mulai dari industri yang menghasilkan produk-barang fisik (manufaktur) sampai ke produk-jasa (service) yang non-fisik. Industri juga bisa kita bentangkan dalam pola aliran hulu-hilir sampai ke skala kecil-menengah-besar. Demikian juga problematika yang dihadapi oleh industri --- yang kemudian menjadi fokus kajian/studi tentang ergonomi industri --- bisa terfokus dalam ruang lingkup mikro (lantai produksi) dan terus melebar luas mengarah ke problematika manajemen produksi (perencanaan, pengorganisasian, pengoperasian dan pengendalian sistem produksi) yang harus memperhatikan sistem lingkungan (internail maupun eksternal) dalam setiap langkah pengambilan keputusan berdimensi strategik.

Ergonomi yang secara umum diartikan sebagai ”the study of work” telah mampu membawa perubahan yang signifikan dalam mengimplementasikan konsep peningkatan produktivitas melalui efisiensi penggunaan tenaga kerja dan pembagian kerja berdasarkan spesialisasi-keahlian kerja manusia (Bridger, 1995; Sanders & McCormick, 1992). Apa-apa yang telah dilakukan oleh Taylor dan para pionir keilmuan ”ergonomi industri” lainnya itu (kebanyakan dari mereka justru berlatar belakang insinyur) juga telah membuka cakrawala baru dalam pengembangan dan penerapan sains-teknologi demi kemaslahatan manusia. Disini penerapan sains, teknologi serta ilmu-ilmu keteknikan (engineering) tidak harus selalu terlibat dalam masalah-masalah yang terkait dengan perancangan perangkat keras (hardware) berupa teknologi produk maupun teknologi proses; akan tetapi juga ikut bertanggung-jawab dalam persoalan-persoalan yang berkembang dalam perancangan perangkat teknologi lainnya (software, organoware dan brainware). Begitu pula, kalau sebelumnya orang masih terpancang pada upaya peningkatan produktivitas melalui “sumber daya pasif” (mesin, alat ataupun fasilitas kerja lainnya), maka selanjutnya orang akan menempatkan manusia sebagai “sumber daya aktif” yang harus dikelola dengan sebaik-baiknya guna meningkatkan kinerja organisasi (perusahaan).

Langkah-langkah pendekatan ini diawali dengan identifikasi permasalahan dengan melihat dan sekaligus melakukan evaluasi terhadap beberapa atribut “ketidak-ergonomisan” dari rancangan produk, fasilitas maupun kondisi kerja yang ada. Atribut-atribut tersebut bisa berupa sikap/posisi kerja orang, kesesuaian-tidaknya dimensi/ukuran produk ataupun fasilitas kerja dengan antropometri, tingkat produktivitas kerja (diukur dari waktu maupun standar keluaran), kenyamanan, pengaruh beban kerja terhadap fisik maupun mental manusia, dan lain-lain. Langkah awal dilakukan dengan mengumpulkan, mengolah, menguji dan melakukan analisa data terhadap atribut-atribut ergonomi yang dipilih serta relevan dengan rancangan yang ingin diperbaiki.

Selanjutnya mengembangkan konsep rancangan produk, fasilitas maupun kondisi kerja yang bisa diharapkan bisa memperbaiki memperbaiki kinerja (performance) dengan mengacu pada atribut-atribut ergonomis yang telah ditetapkan. Pertimbangan aspek ergonomi didalam rancangan diharapkan akan mampu memperbaiki kinerja produk maupun fasilitas kerja seperti mengurangi waktu interaksi (interaction time), menekan tingkat kesalahan dalam pengoperasian (human errors), memperbaiki tingkat kepuasan pengguna (user satisfaction), dan mempermudah pemakaiannya (device usability) (Stanton and Young, 1999). Modifikasi terhadap rancangan yang berdasarkan pertimbangan ergonomi kemudian direalisasikan dengan langkah pembuatan prototipe. Selanjutnya dilakukan langkah pengujian terhadap prototipe tersebut untuk melihat seberapa jauh dan signifikan kinerja rancangan produk/silitas kerja yang baru tersebut mampu memenuhi tolok ukur kelayakan ergonomis seperti aplikasi data antropometri yang sesuai, waktu/output standard, penggunaan enersi kerja fisik dan keluhan subyektif.

Ergonomi yang awal mulanya muncul sebagai sebuah disiplin yang fokus pada studi dan perancangan kerja; belakangan berkembang menjadi sebuah disiplin yang jauh berbeda secara signifikan dalam hal fokus maupun area luasan lingkup kajiannya. Telah terjadi penurunan intensitas untuk melakukan studi tentang kerja khususnya yang terjadi di lantai produksi (shopfloor) dan bergeser ke aras makro yang terkait dengan area sosial-ekonomi industri. Kondisi tersebut melahirkan sebuah disiplin baru di ranah ilmu keteknikan --- yang kemudian dikenal dengan disiplin teknik produksi/industri --- yang tidak hanya membatasi ranah kajiannya seputar sistim manusia-mesin; tetapi juga memberikan kompetensi untuk mengorganisasikan kerja dan merancang sistem kerja industri modern (Bailey dan Barley, 2004). Dalam perjalanan paruh abad 20, disiplin teknik industri dipahami sebagai sebuah filosofi manajemen dan pengembangan teknik-teknik kuantitatif untuk memperbaiki sistem produksi/industri dengan cara meningkatkan efisiensi kerja. Mereka juga merancang ulang mesin perkakas (machine tools) untuk menambah ketelitian dan efisiensi kerja mesin. Selain itu juga melakukan eksperimen dengan pemberian bonus kerja (incentive plans) yang dipercaya akan bisa meningkatkan motivasi dan menghasilkan upah yang layak dari pekerja.

Sebagian besar aktivitas yang dikerjakan oleh seorang pakar ergonomi industri di awal kemunculannya terpusat pada persoalan-persoalan yang dijumpai di pabrik dan aktivitas yang umumnya dilaksanakan secara manual, repetitif dengan output berupa benda fisik. Selanjutnya setelah perang dunia kedua (1950-an); perkembangan studi mengarah ke problematik industri dalam skala besar (ergonomi-makro) dengan berbagai kajian yang mengarah ke pendekatan kuantitatif dan analitis dalam penyelesaian persoalan industri yang semakin abstraktif, komprehensif, penuh dengan ketidakpastian dan sulit diprediksi. Meskipun di awal pertumbuhannya masih fokus dengan penanganan problematika di lantai produksi (shop floor) dalam ranah ergonomi-mikro, namun kemudian mulai beranjak dengan pengembangan berbagai model, tools dan metode/teknik dan pengelolaan (manajemen) dari sebuah mata rantai proses produksi dan distribusi. Studi tentang ergonomi industri terus berkembang dengan berbagai metode dan cara pendekatan dalam ranah analisa serta proses pengambilan keputusan dengan memasukan faktor resiko yang sering dihadapi dalam dunia industri, bisnis dan manajemen (Wignjosoebroto, 2009).

Seorang professional teknik/ergonomi industri seringkali membanggakan kompetensinya dalam berbagai hal mulai dari proses perancangan produk, perancangan tata-cara kerja sampai dengan mengembangkan konsep-konsep strategis untuk mengembangkan kinerja industri.  Seorang professional teknik industri akan bisa menunjukkan cara bekerja yang lebih baik, lebih cerdik, lebih produktif, dan lebih berkualitas.  Seorang profesional teknik industri bisa diharapkan sebagai “problem solver” untuk membuat sistem produksi bisa dioperasikan dan dikendalikan secara lebih efektif, nyaman, aman, sehat dan efisien Untuk itu eliminasi berbagai hal yang bersifat kontra-produktif seperti pemborosan waktu, uang, material, enersi dan komoditas lainnya merupakan fokus utama yang harus dikerjakan (Wignjosoebroto, 2006).








1 komentar:

  1. Water Hack Burns 2 lb of Fat OVERNIGHT

    Over 160,000 women and men are hacking their diet with a simple and secret "water hack" to drop 2lbs each night as they sleep.

    It's scientific and works with everybody.

    Here's how to do it yourself:

    1) Go get a clear glass and fill it with water half glass

    2) Then use this proven hack

    so you'll be 2lbs thinner the next day!

    BalasHapus